Ekowisata Mangrove Mengkapan Salah Tempat Wisata Yang Berada Di Daerah – Siak, – Jika selama ini kita hanya mengetahui Istana Siak dan beberapa bangunan bersejarah lainnya sebagai tempat wisata terkenal di kawasan Siak Sri Indrapura, tidak ada salahnya mengunjungi Wisata Alam Mangrove Mangapan, Desa Mangkapal, Kecamatan Apit Sungai.
Trekking Alam Mangapan ini biasanya selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, apalagi di akhir pekan dan liburan panjang seperti ini.
Ekowisata Mangrove Mengkapan Salah Tempat Wisata Yang Berada Di Daerah
Kawasan mangrove yang dikelola oleh Mangrove Lestari Group dan PT EMP Malacca Strait SA berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam.
Pengenalan Objek Wisata Hutan Mangrove
Ada dua rute lain yang bisa ditempuh untuk menuju kawasan wisata tersebut. Jika ingin jalan kaki di kawasan Siak terlebih dahulu, jalur pertama bisa melalui Jalan Siak Baru.
Setelah melintasi Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, Anda bisa langsung menuju kawasan Bunga Raya. Dalam perjalanan menuju Mangrove Meng Kapan, kita melewati pemandangan sawah yang memanjakan mata.
Setelah itu, kita akan melintasi salah satu jembatan panjang di Teluk Masjid di kawasan Sungai Apit, Jembatan Sultan Abdul Jalil Rahmad Siah. Lalu, di jalan yang menuju ke Pelabuhan Buton, di perempatan empat Pelabuhan Buton, kita menemukan papan petunjuk bertuliskan Mangrove Ecology Black Bridge.
Pdf) Development Strategy Of Mangrove Ecotourism Centre At Pantai Indah Kapuk As An Attraction At Dki Jakarta
Namun jika memilih jalur lain, tidak perlu jauh-jauh dan jaraknya tidak sepanjang jalur pertama. Jalan ini lurus melewati Jalan Lama Siak hingga Persimpangan Empat Pelabuhan Buton.
Dari pertigaan empat desa Mangkapal ada di sebelah kiri dengan papan petunjuk yang sangat jelas. Sebelum sampai di tempat wisata, kita akan melewati pemukiman penduduk desa yang sebagian besar adalah suku Melayu dan Jawa.
Kawasan ekowisata mangrove ini berada di belakang rumah warga. Mengunjungi kawasan ini benar-benar gratis, cukup bayar parkir saja.
Pdf) Ekowisata Perairan: Suatu Konsep Kesesuaian Dan Daya Dukung Wisata Bahari Dsn Wisata Air Tawar
Kawasan hutan ini sudah ada sejak tahun 2004, namun tidak dibuka dan dikenal luas pada tahun 2013. Berkat kegigihan masyarakat dan kontribusi beberapa pihak, kawasan ekowisata mangrove ini kini telah menjadi tujuan wisata.
Salah satu poin yang menarik di sini adalah jembatan kayu berwarna hitam yang biasa disebut jembatan hitam. Di jembatan hitam ini kita bisa menikmati keindahan kawasan yang memiliki pantai dan laut ini, serta berfoto untuk mengabadikan momen-momen tersebut.
Kawasan ekowisata mangrove ini juga menawarkan berbagai wisata edukasi kepada pengunjung tentang pohon mangrove, jenisnya, pembibitan, penanaman, dll.
Wisata Riau Terbaik, Surganya Wisata Hutan Di Sumatra
Menariknya lagi, ada juga kawasan yang disebut “Love Mangrove Lock” di kawasan ini. Biasanya pengunjung yang datang ke sini meninggalkan penghijauan dengan tujuan ikut serta dalam cinta dan pelestarian mangrove.
Jadi Anda tidak perlu pergi jauh-jauh ke Pont des Arts di Paris untuk memasang gembok cinta Anda. Dengan gembok cinta ini, dia bisa menambah penghasilan masyarakat sekitar mangrove. (MC Riau/Zak/eyv)Sungai Apit,- Tim Studi Kerja Nyata (KUKERTA) 10 mahasiswa putra dan putri Universitas Riau mengerjakan PR di Desa Mangapan, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak Yang akan membawa manfaat bagi masyarakat.
Tim pengabdian Kokerta Unri telah menyelesaikan rencana kerjanya dengan melakukan perbaikan di beberapa tempat di lokasi ekowisata mangrove salah satunya pengecatan jembatan dan paviliun, pembuatan rambu-rambu jalan dan pembuatan beberapa foto baru dengan bantuan para pemuda desa. Kota Cape. UP Yolanda selaku sekretaris tim mengatakan, Kamis (8/8/2019): Kini jembatan bakau hitam hadir dengan wajah baru yang siap dikunjungi wisatawan.
Banyak Hal Menarik Di Ekowisata Mangrove Mengkapan
UP melanjutkan, mereka berharap apa yang dilakukan saat ini berdampak positif bagi peningkatan perekonomian warga sekitar mangrove.
Karena menurut UP, potensi Kampung Meng Kapan memiliki view yang sangat bagus dan bisa menjadi tujuan wisata.
Beberapa bulan lalu, tim menyelidiki kawasan wisata mangrove dan menemukan masih ada yang perlu diperbaiki, termasuk kondisi infrastruktur.
Pdf) Analisis Swot Wisata Edukasi Hutan Mangrove Berbasis Konservasi Desa Karanggandu Trenggalek Ana Yunita Info Artikel Abstrak Riwayat Artikel
Ia mengatakan: Kami langsung memutuskan untuk turun dan bergabung dengan ketua Kelompok Mangrove, Pak Masdar, untuk melihat kondisi papan jembatan dan fasilitas lainnya.
Menurut UP, potensi pengembangan sumber daya alam berbasis ekowisata melalui potensi hutan mangrove di Desa Meng Kapan, Kabupaten Siak diakui.
Mangrove merupakan awal dari rantai makanan pesisir, jadi bisa dibayangkan betapa pentingnya ekosistem hutan mangrove ini bagi tatanan kehidupan di perairan ini.
Suasana Hutan Mangrove Selama Pandemi Covid 19
PAC Pemuda Pancasila Bilah Barat Donasi anak yatim piatu Anda dan berikan Al Quran kepada Guru Al Quran dari MPC PP Labuhan Batu.
Lintas Wilayah Asahan-SUMUT, Lintas Labuhan Batu-SUMUT, Wilayah Kalimantan Tengah, Wilayah Nenguru Aceh Dar es Salaam, Top Ten | 24 – April – 2022 Pengenalan tema wisata Hutan Magro di Kabupaten Pasir Panjam Utara, Kalimantan Timur
Dari blog ini saya akan memperkenalkan salah satu produk wisata di daerah tempat tinggal saya yaitu hutan mangrove yang terletak di wilayah utara Penajam Paser Kalimantan Timur.
Kabupaten Kepulauan Meranti
Hutan wisata ini terletak di desa baru yang didirikan oleh pemerintah setempat yaitu Pemerintah Kabupaten Pancham Paser Utara Kalimantan Timur yang kini menjadi tempat wisata baru yang banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal bahkan kunjungan wisatawan dari luar negeri pun selalu ramai. . menjadi Daerah seperti daerah Paser dan Balik Papan, dll. Sebagian besar pengunjung ini, termasuk saya dan teman-teman, ingin mendaftarkan foto mereka di fasilitas tersebut.
Lokasi tempat wisata ini sangat sejuk di pagi hari dan pengunjungnya tidak banyak, hanya 1 atau 2 orang saja.
Dengan adanya objek wisata ini bisa menjadi tempat menghabiskan waktu luang bersama keluarga, bersama teman maupun sebagai bentuk hiburan. yang meningkatkan jumlah pengunjung objek wisata ini selama liburan. Dan hingga saat ini, masuk ke kawasan ini gratis.
Ini Alasannya Kenapa Kamu Harus Cinta Dan Bangga Menjadi Orang Riau !
Di tempat wisata ini dibangun jembatan sepanjang 400 meter yang melintasi hutan mangrove, dan di dalamnya terdapat 2 unit gazebo dan 2 unit tower untuk menunjang sarana wisata.
Perjalanan ini sangat menarik dan dengan adanya objek wisata ini kita sebagai warga sekitar dapat menikmati keindahan hutan mangrove yang masih sangat alami dan masih banyak satwa yang hidup bebas seperti : monyet ekor hitam, bekantan, burung liar, jenis kepiting laut, dll.
Namun masih sangat sulit menemukan bekantan di tempat tersebut karena hewan ini takut dengan keramaian atau manusia sehingga sulit bagi kami untuk menjangkau mereka, namun pada malam hari juga ada pengunjung yang masih bisa melihatnya. , termasuk saya dan teman-teman, ketika kami berkunjung pada sore hari, kami mendengar banyak bekantan di sana dan kami dapat melihatnya dari jarak sekitar 7 meter.