Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai – Dalam pelajaran sejarah di sekolah-sekolah Indonesia, mereka menganggap Kutai sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Menurut penelitian, kerajaan ini didirikan sekitar abad ke-4. Pusat kerajaan berada di Muara Kaman, sumber Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.

“Situs arkeologi terpenting adalah tujuh prasasti Yupa yang ditemukan pada tahun 1879 dan 1940 di sekitar desa yang sekarang disebut Muara Kaman,” kata Michael Koemans dalam Human Power: Past, Present, Future (1987: 7).

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Seperti dikemukakan Poerbatjaraka dalam Riwajat Indonesia I (1952: 8), prasasti itu berbahasa Sanskerta, bahasa ibu India, dan ditulis dalam aksara Palawa India Selatan. Tidak ada tanggalnya, namun berdasarkan bahasa yang digunakan, para ahli memperkirakan bahwa prasasti tersebut dibuat pada tahun 400-an.

Menelisik Nama ‘noesentara’ Di Tanah Kutai Sebelum Kerajaan Kutai Kertanegara Berdiri Abad Ke 13

Keberadaan Kutai dianggap sebagai akhir dari prasejarah dan tonggak sejarah bangsa Indonesia. Setidaknya pendapat ini berlaku sampai bukti tertulis pra-Kutai terakhir ditemukan.

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Prasasti Muara Kaman dibuat pada masa Mullawarman menjadi raja Kutai. Salah satu prasasti yang dibuat Nugroho Notossanto dan kawan-kawan berbunyi:

“Maharaja Kundunga yang sangat mulia memiliki seorang putra dengan nama terkenal Ashwawarman, dan seperti Anshuman (dewa matahari) dia membesarkan keluarga yang sangat mulia. Dia memiliki tiga putra. Yang terpenting dari ketiga putra tersebut adalah Mūlawarmman, seorang yang beradab, kuat dan raja yang kuat. Mūlawarmman mengadakan festival (yang disebut) undian emas. Prasasti ini didirikan oleh para Brahmana untuk memperingati festival tersebut.”

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Keliru Panjang Di Buku Pelajaran, Kerajaan Tertua Di Nusantara Bernama Martapura, Bukannya Kutai

Nama Kundungga diduga merupakan nama asli Indonesia. “Mengingat sekarang ada nama-nama Bugis yang mirip dengan Kundunga, mungkin tidak jauh dari kebenaran jika Kundunga dianggap asli Indonesia…” tulis Nugroho dan kawan-kawan.

Karena orang Bugis memang hanya perlu menyeberangi Selat Makassar untuk mencapai Kutai, kemungkinan besar kontak di antara mereka terjadi pada abad ke-5. Menurut Nugroho, Kutai sudah dikaitkan dengan budaya India pada masa pemerintahan Raja Kundunga.

  Sejarah Kerajaan Inggris

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Namanya kini diabadikan sebagai nama Universitas Negeri di ibu kota Kalimantan Timur, nama Kodam yang menguasai Kalimantan bagian timur, dan disebutkan dalam prasasti Yupa sebagai raja yang ramah Brahmana. Murawarman menyumbangkan tanah, tumpukan minyak tebal, lampu, bulir bunga dan bahkan beberapa ekor kerbau. Jenis kerbau tidak jelas, tetapi wilayah Kutai masih menjadi rumah bagi kerbau perenang dan kerbau alang-alang. Prasasti tentang kerbau berbunyi:

Kerajaan Kutai: Seluas Apa Wilayah Dan Jangkauan Kekuasaannya?

“Murawarman, raja yang mulia dan terkemuka, memberikan 20.000 lembu kepada Brahmana yang berapi-api […] 20.000 lembu kepada Brahmana yang berapi-api. Ya, monumen ini didirikan oleh para Brahmana yang datang ke negeri ini sebagai penghormatan kepada raja.”

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Benarkah Kutai menguasai wilayah yang luas? Keturunan Kundunga yang mengambil nama India konon dipengaruhi oleh agama Hindu. Kerajaan Kutai juga dianggap sebagai kerajaan Hindu. Ada mitos sejarah di benak orang Indonesia bahwa jika rajanya beragama Hindu, maka rakyat juga akan menerima agama Hindu. Atau jika rajanya Muslim, Muslim juga manusia.

Poerbatjaraka (hlm. 10-11) hanya menyebutkan agama yang dianut oleh Mulawarman (mungkin keluarganya) dan Brahmana adalah seorang Hindu Siwa seperti banyak orang terhormat di Jawa. Selain apa yang ada dalam prasasti, bisakah Poerbatjaraka menyimpulkan tidak lebih dari agama yang dianut oleh orang Kutai pada masa Mulawarman dan keluarganya berkuasa?

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Kerajaan Tertua Nusantara Bukan Kutai Kertanegara

Adapun agama Hindu yang dikenal sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai sistem kasta, Mulawarman dan keluarganya di Kutai sendiri, menurut Nugroho dan kawan-kawan (hlm. 35-36), termasuk dalam kasta prajurit. Kasta lain yang ada, meski tidak banyak, tentu saja adalah para Brahmana.

“Selain dua kelompok yang secara resmi hidup dalam suasana peradaban India, masih ada kelompok yang dapat dikatakan hidup di luar pengaruh India, yaitu penduduk setempat yang masih menganut agama nenek moyangnya,” Nugroho dan teman-temannya menulis. Sayangnya, tim penulis SNI Jilid 2 tidak menjelaskan apa agama lokal suku asli Kutai sebelum masuknya agama Hindu.

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Pengetahuan tentang agama-agama lokal di Indonesia sampai saat ini belum menemukan tempat yang sesuai dalam pembelajaran sejarah di sekolah. Warisan budaya Hindu Kutai kurang tersebar dibandingkan di Bali. Penduduk asli Kalimantan yang biasa disebut Dayak tidak bisa disebut pengikut atau pewaris agama Hindu yang telah diwariskan sejak zaman Murawarman.

Agsi Bersama Glk Kaltim Akan Gelar Webinar Sejarah Nasional

Kawasan yang kini dikenal dengan nama Kutai Kalutanegara ini menjadi rumah bagi berbagai komunitas masyarakat adat Kalimantan yang disebut Dayak. “Penggunaan istilah Dayak awalnya diperkenalkan oleh misionaris dan ahli bahasa August Hardeland. Asal dan arti kata Dayak sendiri tidak jelas dipahami,” tulis L. Dyson dan Asharini M. dalam Tiwa tentang ritus kematian Dayak. Masyarakat Gaju Kalimantan Tengah (1980: 20).

  Sejarah Kerajaan Banten

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

(2006: 8), dimana masyarakat berada di daerah yang berbeda, “tentu tidak mudah untuk berkumpul di bawah satu sayap kekuasaan”. Padahal, batas wilayah Kutai yang dikuasai Murawarman dan keluarganya tidak jelas.

Menguasai seluruh wilayah yang kini disebut Kutai itu berarti menghadapi masyarakat Dayak yang dikenal siap berperang. Jika benar wilayah Dayak adalah wilayah kedaulatan Murawarman dan keluarganya, Mulawarman harus memiliki pasukan yang kuat. Kemungkinan Kutai Mulawarman hanya ada di sekitar keratonnya dan tidak menguasai wilayah masyarakat Dayak yang dikelilingi hutan belantara dan sungai.

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Yupa Sumber Sejarah Kerajaan Kutai? Berikut Ulasannya

Kutai yang diperintah oleh Murawarman kemudian disebut Kutai Martapura. Setelah masuknya agama Islam yang pemeluknya lebih banyak dari Hindu, diikuti oleh Murawarman, muncullah sebuah kerajaan yang dikenal sebagai Kesultanan Kutai Kartanegara. Sultan ini memerintah Kabupaten Kutai-Kartanegar saat ini dan kota-kota Samarinda dan Balikpapan.

Kesultanan Kutai Kartanegara dicabut kekuasaan administratifnya dengan munculnya Kabupaten Kutai. Kabupaten ini kemudian dimekarkan menjadi Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai Kalutanegara. Wilayah luas yang meliputi Kabupaten Kutai Kartanegara beserta wilayah Penajam Paser Utara akan menjadi ibu kota negara Republik Indonesia di masa depan. Di hampir semua buku pelajaran, kerajaan Muara Kaman disebut Kutai. Pandangan baru, nama kerajaan itu adalah Martapura.

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Penglihatan Hermann van de Waal tak lepas dari sembilan ekor atau perhiasan emas seberat sekitar 340 gram itu. Kalung ini selalu dipakai oleh Sultan Kutai Kertanegara untuk setiap acara kenegaraan. Dulu peninggalan emas ini ditemukan di Muara Kaman.

Makalah Kerajaan Kutai

Naluri Van de Wall segera membawanya ke tempat perhiasan itu ditemukan. Pada hari Rabu tanggal 21 April 1847, penulis kamus Melayu-Belanda itu tiba di Muara Kaman, yang sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Kutai Kartanegara. Van de Wal sampai di sana melalui Sungai Mahakam sekitar 40 kilometer ke hulu dari kota kekaisaran.

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Muara Kaman adalah pemukiman kecil pada saat itu. Di pertemuan sungai Kudang Lantau dan Mahakam, segelintir keluarga tinggal di 39 rakit dan rumah petak. Van de Wall tiba 174 tahun lalu ketika Muara Kaman pertama kali menyambut orang asing. Seseorang yang mencurigai adanya artefak kuno di daerah tersebut

  Bukti Peninggalan Kerajaan Banten Yang Masih Ada Sampai Saat Ini

Tiga puluh dua tahun kemudian, kantor Lembaga Prasasti di Batavia menerima laporan kontroversial dari Kalimantan Timur. Dalam suratnya tertanggal 9 September 1879, Wakil Stan

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai: Sejarah Raja Raja Pendiri, Silsilah & Peninggalan

(Dinas Kaltim) melaporkan empat prasasti Yupa ditemukan di hulu Sungai Mahakam. Empat prasasti andesit ditemukan di gua Gunung Kombeng Muara Kaman. Lokasi penemuan ini diubah dalam laporan selanjutnya sebelum para ahli sepakat bahwa prasasti itu memang ditemukan di Muara Kaman.

Keempat prasasti itu kemudian dibawa ke Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, sekarang Museum Nasional di Jakarta. Pencarian peninggalan lainnya berlanjut di Muari Kaman. Enam puluh satu tahun kemudian, tepatnya tahun 1940, ditemukan kembali tiga prasasti Yupa.

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Palawa menceritakan sejarah besarnya. Kerajaan Muara Kaman konon sudah ada sejak abad ke-4. Prasasti ini dianggap yang tertua, setidaknya sampai ditemukannya penemuan-penemuan baru. Prasasti Yupa ini sangat berharga dan karenanya sangat penting bagi orang Indonesia. Berasal dari Muara Kaman, Yupa mencapai akhir prasejarah, atau zaman di mana Nusantara buta huruf.

Pdf) Sejarah Panjang Kerajaan Kutai

Hampir setiap buku teks dari Orde Baru hingga hari ini menceritakan satu cerita. Kerajaan Hindu tertua di Nusantara adalah Kutai di Kalimantan Timur. Raja pertama bernama Kundunga, disusul oleh Aswawarman dan Mullawarman. Selama masa keemasan Maharaja Mullawarman, 20.000 ekor sapi dihadiahkan kepada Brahmana. Belakangan, seorang Brahmana dari India menulis dalam Yupa.

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Tak satu pun dari tujuh prasasti Yupa sebagai sumber yang paling otoritatif menyebutkan nama kerajaan yang diperintah oleh Murawarman. Seperti yang tertulis di buku pelajaran sejarah Indonesia, kata Kutai bahkan tidak muncul.

“Sebenarnya catatan kaki di buku sejarah nasional Indonesia [menggunakan] nama Kutai sebagai tempat ditemukannya yupa. Nama Kutai digunakan sebagai perkiraan. Namun, di banyak buku teks dan artikel, catatan kaki itu hanya mengatakan bahwa yang tertua kerajaan di Indonesia adalah Kutai,” katanya Muhammad Salip, berbicara pada webinar sejarah nasional pada Sabtu, 31 Juli 2021, di mana ia menguraikan sejarah Martapura (Kutai), monarki pertama, tertua dan terlama di nusantara. .

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai, Pendiri, Masa Jaya Hingga Silsilah

Toh masyarakat sudah mengenal Kutai sebagai nama kerajaan Muare Kaman. Salip menawarkan pemandangan berbeda. Setelah dia, kerajaan yang diperintah oleh Mullawarman disebut Martapura.

Pendapat lulusan Kualifikasi Penulis Sejarah MEXT 2020 didasarkan pada dua naskah dari sumber primer. Naskah pertama adalah prasasti Yupa, bernomor 7. Babad kedua adalah sebuah buku

Jurnal Sejarah Kerajaan Kutai

Ditulis dalam aksara Arab Melayu, disempurnakan pada tahun 1849. Buku ini berasal dari zaman Kesultanan Kutai Kertanegara, kerajaan lain yang didirikan di Kutai Lama hilir pada abad ke-13.

Sejarah Kerajaan Kutai

Sejarah kerajaan kutai dan tarumanegara, sejarah kerajaan kutai kartanegara, sejarah singkat kerajaan kutai kartanegara, sejarah kerajaan kutai kartanegara lengkap, sejarah berdirinya kerajaan kutai, kutai kerajaan, makalah sejarah kerajaan kutai, sumber sejarah kerajaan kutai, sejarah lengkap kerajaan kutai, sejarah kerajaan kutai, buku sejarah kerajaan kutai, cerita sejarah kerajaan kutai

Leave a Comment